aku gadis berusia 18 tahun. aku lahir dari sebuah keluarga sederhana yang sangat memanjakanku. dari kecil, sedikit-sedikit aku membuat bangga keluargaku dengan prestasi yang aku toreh. tapi dari kecil pula, aku begitu sering merepotkan mereka karena tubuhku yang rentan sakit. dari yang ringan yang hanya cukup istirahat selama tiga hari, sampai yang paling parah yang mengharuskanku tergolek lemah selama lebih dari satu bulan.
si sakit inipun akhhirnya lulus sekolah dasar dengan nilai yang mengagumkan dan masuk ke sebuah Sekolah Menengah Pertama yang nomor wahid di kabupatenku. di sini, banyak hal baru yang aku temukan.dan di sini pulalah aku mulai berkarya,menapaki jejak langkah baru dalam hidupku. di sekolahku tercinta ini, aku mulai tahu siapa aku dan untuk apa aku ada. tentu saja semua terjadi tak lepas dari dukungan ibunda tercinta, ayah tersayang,dan kakakku yang terhebat.
segala yang menyibukanku di sekolah ini membuat aku sering lupa bahwa tubuhku tak sekuat teman-temanku. sering aku terjatuh saat aku mengikuti kegiatan di sekolahku ini. tapi aku kemudian seolah tak peduli setelah aku kembali pulih. dan setelah itu, simsalabim! aku bagai tak sakit apa-apa.
tapi di akhir masa sekolahku di sini, aku merasa ada sesuatu yang jahat yang sedang menggerogoti tubuhku. tapi sekali lagi, aku tak begitu peduli!
aku lulus SMP! betapa bangganya aku, karena kini seragam putih-abu yang terlihat begitu gagah telah kusandang di tubuhku. tapi ada yang semakin ganjal di tubuhku. aku menjadi kian lemah dan sering jatuh pingsan tanpa sebab yang terlalu penting atau membahayakan. begitu banyak bagian tubuhku yang sering terasa sakit, mulai dari kepala, kaki, lambung, dan lainnya.
aku pun akhirnya memeriksakan diriku pada seorang dokter ahli rujukan dari dokter umum yang sudah berkali-kali tak mampu mengatasi penyakitku. dan sebuah vonis menakutkan aku terima saat aku memeriksakan diri pada sang dokter ahli itu. penyakit ini rasanya bagai monster yang mengintai dan siap menghancurkan hidupku yang t'lah kutata demikian indah dengan segala asa dan mimpiku.
hidup harus terus berlanjut! itulah yang jadi peganganku saat itu. apapun resikonya, aku harus terus berjuang meraih apa yang telah kugantungkan di langit impianku. meski puluhan kali atau mungkin ratusan kali aku harus pingsan di sekolah, merepotkan semua orang, terkulai lemah di rumah sakit, dan terancam tak akan naik kelas karena sering absen, aku tak mau berhenti sampai di sini. karena bagiku Tuhan pasti menolongku dan Tuhan tak akan suka kalau aku berhenti begitu saja.
untuk pertama kalinya aku terpuruk di bidang akademis, bahkan ada nilai merah mampir di raportku. tapi setidaknya, aku naik kelas dan masuk jurusan yang sesuai dengan minatku dari kecil:BAHASA!
dan di sinilah aku mulai bangkit dan menata ulang kehidupanku. aku sadar dengan keterbatasanku karena penyakit ini. makanya aku sangat berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga untuk sembuh. aku jauhkan diriku dari berbagai pola hidup tak sehat dan sembarangan seperti dulu. aku juga lebih banyak memikirkan kesehatanku dan tak asal lagi dalam melakukan berbagai hal yang sekiranya membahayakan kesehatanku. aku berjuang semampuku. dengan keterbatasan ini aku belajar dengan keras, dan masih sesekali aku melakukan sesuatu yang bisa dibanggakan. aku masih aktif di berberapa kegiatan sekolah dan mengikuti berbagai perlombaan. meski tak semulus dulu waktu aku masih sehat, tapi aku cukup puas dengan hasilnya. dan alhamdulillah,aku,si sakit ini ternyata diakui sebagai salah satu bagian penting di sekolahku. meski sebenarnya tak banyak yang aku lakukan untuk sekolah ini.
tak terasa waktu berlari menarikku untuk menatap masa depan. aku kelas Tiga SMA sekarang. ujian negara yang menentukan masa depanku itu siap menanti di depan mata. sekolahku, seperti sekolah-sekolah lainnya menyiapkan berbagai persiapan. salah satunya adalah Try Out Ujian Nasional. dan sebuah kejadian menakutkan terjadi. aku tak bisa menghitamkan lembar jawab komputer yang tersedia! entah kenapa dan dari mana awalnya, tapi yang pasti lembar jawabku kacau oleh tanganku sendiri. aku tak tahu ini apa,tapi yang jelas tanganku tak mampu untuk bergerak halus menghitamkan lembar jawab itu. dan ternyata itu adalah salah satu dampak dari penyakit yang aku alami. aku takut, cemas, dan merasa terancam. bagaimana aku menghadapi ujian nanti? haruskah aku tak lulus hanya karena tanganku tak mampu mengendalikan rasa sakit akibat penyakit ini?
beruntunglah, aku tak sendiri. orang tua, teman, dan guru-guruku selalu mendukung dan membesarkan hatiku. meskipun ada beberapa orang yang menuduhku mengada-ada semua ini. padahal, untuk apa aku berbohong? tak ada untungnya kan? tapi begitulah manusia.
Unian Nasional yang aku takuti itupun tiba juga untuk kuhadapi. akhirnya, aku dapat dispensasi dengan bantuan surat keterangan dari dokter. aku menjawab pada lembar soal dengan mencontreng jawaban di lembar soal, lalu setelah itu pengawas ujian yang memindahkannya ke lembar jawab komputer yang tersedia. dan setiap hari selama ujian, seusai menjawab semua soal, aku jatuh pingsan atau kadang hanya sekedar jatuh dari kursi dudukku begitu saja. dan setiap hari itu pula aku dibawa ke ruang panitia untuk dipulihkan lalu diantar pulang.
hari-hari mendebarkan seolah tak mau lepas dari hidupku. aku ingin melanjutkan kuliah. tapi sudah dua kali aku ditolak dua universitas melalui jalur PMDK. aku bingung harus menempuh jalur apa? karena untuk melalui jalur test, aku takut kejadian saat UN terjadi lagi. tapi sekali lagi, semangat membara dalam diriku seolah tak pernah Tuhan izinkan untuk padam. aku pun menempuh jalur ujian masuk ke salah satu perguruan tinggi negeri di Bandung jurusan Psikologi, seperti cita-citaku dari kecil.
16 Juni 2009 adalah tanggal yang paling membuat jantungku berdebar tak karuan. betepa tidak? hari ini ada dua pengumuman penting yang aku nantikan. pengumuman kelulusan SMA dan hasil Ujian Masuk ke PTN yang tadi aku ceritakan.
dan aku bagai pelangi yang bersinar cerah setelah hujan membasahi bumi... aku lulus! dua-duanya! alhamdulillah... segala puji bagi Allah... betapa aku bahagia, karena jerih payahku yang terlunta-lunta dengan penyakit ini ternyata tak sia-sia. kini aku tahu, bahwa segalanya sangat mungkin bagi Allah. buktinya aku, si sakit yang menderita ini, yang kata orang tak akan mampu melakukan apa-apa lagi selain diam dan terkurung dalam penyait ini, ternyata mampu melakukannya! Allahu akbar!
penyakit ini memang telah merenggut banyak hal dari hidupku. tapi penyakit ini juga telah memberiku sebuah kado yang sangat istimewa, yaitu sebuah keyakinan, bahwa semua manusia di muka bumi ini selalu beruntung. karena kita, selalu punya Tuhan. kita punya Allah yang tak pernah tidur dan selalu menjaga kita.
hidu ini indah...
hidup ini penuh keajaiban kawan...
karena Allah Maha Segala...
Minggu, 02 Agustus 2009
Si Beruntung yang Selalu Dijaga Tuhan
Diposting oleh NiRaFi45'sbLog di 22.30
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar